Kamis, 19 September 2019

UPACARA TRADISI GENDURI


UPACARA TRADISI GENDURI

Upacara slametan atau genduri sudah menjadi tradisi yang mendarah daging dikalangan masyarakat jawa, kususnya  kaum abangan. Namun saat ini banyak orang jawa yang melaksanakan sebatas sebuah tradisi warisan leluhur. Kata Slametan atau Selamatan berasal dari kata “selamet” yang berati “selamat, bahagia, sentosa”. Adapun makna kata “selamat” ialah keadaan lepas dari insiden-insiden yang tidak dikendaki, Rizem (2015:81).

Menurut beberapa paraahli slametan atau genduri diartikan sebagai:
   
1.      Clifford, Geertz (1983:13) slametan adalah versi jawa yang merupakan upacara keagamaan dan adat Jawa yang paling umum di dunia. Slametan melambangkan kesatuan mistik dan sosial mereka yang ikut serta di dalamnya.
2.      Aizid, Rizem (2015:83) slametan adalah kegiatan masyarakat Jawa yang biasanya digambarkan sebagai pesta ritual, upacaranya diadakan di rumah maupun desa atau bahkan skala yang lebih besar yang sudah dilakukan oleh nenek moyang.

Dari pendapat beberapa para ahli dapat disimpulkan slametan adalah upacara atau ritual tradisonal masyarakat Jawa yang tradisional  yang bertujuan minta keslamatan kepada tuhan dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan. Kebayakan slametan diadakan pada waktu malam setelah matahari terbenam dan setelah Shalat Magrib telah dilakukan oleh umat Islam. Tetapi ada beberpa slametan yang diadakan pada siang hari seperti piton-piton bayi, mitoni anak, panen dan masih bayak lagi slamaten yang diadakan pada siang hari.
Ketika slametan ganti nama, panen, atau hitanan, tuan rumah akan mengundang seseorang yang ahli pada hitungan jawa (berjonggo) untuk menentukan hari baik menurut hitungan sistem kalenden Jawa. Pada upacara slametan yang diundang adalah kaum pria saja yang berada disekitar rumah yang punya hajat. Pada saat slametan sejumlah orang duduk melingkar bersila di atas tikar untuk berdoa bersama yang dipinpin oleh sesepuh atau berjonggo setempat, tidak mudah untuk mengkajatkan ubarampe yang ada dalam genduri karena harus hafal jenis dan tujuan ubarampe dalam genduri tersebut. Salah satu hal yang pasti ada dalam setiap slametan adalah ubarampe, yaitu sekumpulan perlengkapan ritual, setiap acara slametan pasti memiliki atau menggunakan ubarampe yang berbeda tergantung niat atau hajat yang akan dilakukan.      
Dalam makalah ini peneliti akan menberikan contoh slametan atau genduri prosesi penanaman padi sampai panen di daerah paling selatan Kabupaten Ponorogo yaitu Desa Selur Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo. Diketehui Desa Selur merupakan perdesa yang berada di atas pengunungan yang masih sejuk dan pemandangan yang begitu indah kemudian disebelah selatannya lagi sudah Kabupaten Terggalek. Dari segi itulah Desa Selur khususnya masih mempertahankan tradisi-tradisi nenek moyang yang masih dipelihara dengat baik seperti genduri karena diyakini ketika melakukan genduri akan kembali lagi pada keluargannya, akan memperoleh keslamatan dan bartambah riskinya yang diberikan oleh Tuhan. Hampir setiap hari masyarakat Desa Selur mengadakan genduri seperti piton-piton bayi, mitoni anak, panen, kematian, mendirikan rumah, pindah rumah dan masih banyak lagi genduri yang masih terjaga dengan baik oleh masyarakat Desa Selur yang dilakukan.
Banyak upacara adat yang terjadi saat penanaman padi sebelum dimulai contohnya menetukan hari baik sebelum menanam padi sesuai hitungan kalender jawa, kemudian pemilik sawah akan mengadakan genduri dengan tujuan agar waktu penanaman berjalan dengan lancar tanpa ada alangan dan hasil panennya sesuai harapan, selanjutnya pemilik sawah akan menaruh sesajen yang dinamakan pecok bakal atau panjang ilang yang ditaruh dipinggiran sawah ketika menanam padi dilakukan sampai panen padi baru diambil lagi dengan maksud memberi penghormatan dan rasa terima kasih kepada leluhur yang sudah membuatkan sawah tersebut, kemuadian saat pertengahan atau ketika tanaman padi mulai berisi pemilik sawah akan melakukan Rujakan dengan maksud supaya isi padinya berisi semua dan ketika panen bisa memperoleh sesuai harapan. Kemudian ketika sebelum panen dilakukan Masyarakat Desa Selur akan mencari hari baik lagi yang sesuai kalender jawa untuk menentukan kapan padi tersebut dipanen, seteleh hari baik sudah ditentukan Masyarakat Desa Selur akan mengadakan genduri dengan tujuan mengukapkan rasa syukur atas pemberian Tuhan dengan panen yang sesuai harapan dan memita keslamatan ketika proses panen dilakukan. Dalam prosesi genduri dilakukan terdapat doa-doa secara adat Jawa dan Agama dengan inti yang sama yaitu mengukapkan rasa syukur dan meminta keslamatan kepada Tuhan.    

daftar pustaka :



Geert, Clifford.1983. Abangan,Santri,Priyayi dalam Masyarakat Jawa.

 Jakarta: Puastaka Jaya.
Aizid, Rizem. 2015.Islam Abangan & Kehidupannya.Jakarta:Dipta

NAMA : FITRAYOGA LANANG P
NIM      : 19209241051
PRODI   : PEND. SENI TARI ( UNY )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar